Akhirnya hari yang seokmin tunggu-tunggu datang juga. Hari ini hari sabtu bertepatan dengan acara dies natalis yang sudah seokmin kerjakan beberapa bulan belakangan ini dan semoga usahanya terbayarkan.

Sudah 2 hari seokmin tidak pulang ke kosnya maupun ke kos soonyoung, ia menginap di ruang sekre bem karena tidak ada waktu untuk kembali ke kos. Baju kotornya? Ia titipkan ke soonyoung karena hanya soonyoung yang menyimpan kunci cadangan kos seokmin. Yang seokmin tidak tahu, soonyoung tidak hanya menaruh pakaian kotornya di keranjang kamar seokmin melainkan ia mencucinya dan menaruh lagi pakaian tersebut ke lemari seokmin.

Sekarang sudah pukul 7 malam hari dan di atas panggung ada band kampus yang sedang bernyanyi lagu favorite seokmin—manusia bodoh.

“Seok, lo liat anak keamanan gak?” tanya Yuta yang baru saja datang menghampirinya

“Lah kan lo anak keamanan”

“Bukan gue, yang lain”

“Tadi gue liat bang seungwoo di deket gate terus sama bang johnny di belakang panggung” ujar seokmin dengan menunjuk ke arah yang dimaksud, “emang ada apaan bang?” lanjutnya

“Itu anjir deket ruangan guest star ada penonton yang berkerubung terus barusan ada yang ketauan bawa minuman alkohol. Kacau anjing”

“Serius bang? Itu yang bawa minuman alkohol pas dicek di gate ga ketauan?”

“Makanya gue juga bingung kok bisa lolos. Evaluasi besar-besaran dah malem ini” oceh Yuta dengan menyalakan ht yang sedaritadi digenggamnya, “duluan ya seok” lanjutnya

Tidak terasa sudah pukul 10 malam, di atas panggung sekarang si pembawa acara sedang mengajak penonton untuk mengobrol sebelum akhirnya memanggil guest star selanjutnya–Tulus.

“Yang kamu tau gak lagu yang bakal dinyanyiin tulus?” tanya soonyoung kepada lelaki disampingnya

“Tau, kan aku yang request”

“Dih pak ketua sombong banget”

“Serius, kamu tebak deh lagu apa yang bakal dibawain tulus”

“Kalo bener hadiahnya apa?”

“Pizza hut?”

“Deal”

“Jadi apa tebakan kamu yang?”

“Kisah sebentar”

Seokmin tersenyum mendengar jawaban soonyoung, “betul, pizza hutnya ditunggu paling lambat besok malam ya mas”

“Pizza hut bonus cuddle gak ya mas?”

“Bonus cuddle dan cium kok mas”

Baik seokmin dan soonyoung tertawa karena jawaban yang diberikan seokmin barusan.

Alunan lagu kisah sebentar mulai terdengar dikedua telinga seokmin dan soonyoung.

“Yang”

“Apa?”

“Pacaran yuk?”

Soonyoung terkejut dengan ajakan seokmin barusan, harusnya ia sudah terbiasa tiap kali seokmin mengajaknya berkencan tapi kali ini ada suara tulus yang mengisi obrolan mereka. Terasa berbeda dan baru.

“Ye malah diem lagi” ujar Seokmin sambil menepuk tangan soonyoung yang sedaritadi ia genggam

“Yang demi Tuhan dah jangan ganggu momen ini dengan bercandaan”

Seokmin tahu semua ajakan berkencannya selalu dianggap bercanda oleh lelaki disampingnya, “Demi Allah nyong gue serius kali ini”

Soonyoung memutar badannya agar ia dapat berdiri didepan seokmin, “yang?”

“Kenapa gue dianggep bercanda mulu si yang?”

“Seokmin”

Seokmin tahu jika soonyoung sudah memanggilnya dengan nama aslinya maka lelaki didepannya ini akan berbicara serius.

“Iya”

“Gak bisa seokmin. Lo yang paling tau alasan kita gak bisa bareng kan?”

“Sekarang gini deh nyong, lo sayang gak sama gue?”

“Romantically? Banget seok” ujar soonyoung dengan tersenyum, “tapi sayang aja gak cukup kan?” lanjutnya

“Maksudnya?”

“Seok, kita beda. Lo sibuk di jumat siang, gue sibuk di minggu pagi”

Sial, seokmin terlalu senang dengan banyaknya persamaan diantara mereka sampai-sampai ia lupa ada perbedaan yang krusial diantara mereka.

“Gak bisa nyoba dulu?”

“Terus gimana selanjutnya, seokmin? Kita pacaran terus putus nanti jadi stranger lagi gitu? Kamu maunya gitu?”

“Kan bisa gak putus?” ujar seokmin, dan soonyoung dapat mendengar betapa hopelessnya suara seokmin

“Kamu mau ninggalin tuhan kamu buat aku? Enggak kan? Aku juga seok”

“Jangan ya? Aku sayang banget sama kamu seok, sumpah. Rasanya aku mau meledak tiap kali liat kamu senyum”

Hening.

“Kamu tau gak? Dengan kita yang terus temenan gini tanpa ada hubungan lebih bisa jadi beberapa tahun kedepan atau bahkan sampe kita jadi kakek-kakek kita bisa temenan. Kalau pacaran terus putus kita jadi stranger seok, aku gak bisa bayangin hidup aku sepuluh tahun lagi tanpa ada kamu didalamnya”

Seokmin tersenyum mendengar jawaban soonyoung, “Tapi kita tetep bisa temenan kan nyong?”

“Iyalah, kamu tetep ayangnya aku begitu juga sebaliknya aku juga tetep ayangnya kamu” ucap soonyoung dengan mengelus pipi seokmin, “no hard feeling ya seok?” lanjutnya

“No hard feeling” ujar seokmin dengan mantap

Keduanya merasakan sakit yang sama, tapi mereka bisa apa selain merelakan semuanya?

“Soonyoung!”

Seokmin dan soonyoung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Disitu jihoon berdiri melambaikan tangannya memberi tanda ke soonyoung untuk menghampirinya

“Aku duluan ya yang. Nanti pizza plus cuddle dan ciumnya aku tunggu besok malem”

“Kos kamu apa kos aku?”

“Kamu aja” ujar soonyoung dengan tersenyum, “seok” lanjutnya

“Iya?”

“Gapapa kan?”

“Gapapa kalau ini jalan yang terbaik buat kita berdua, aku mau kita berdua bisa nerima semuanya ya?”

“Makasih ya yang?”

“Sama-sama, sayang. Sana samperin kak jihoon, udah nungguin tuh dia”

“Duluan ya yang?”

Sekarang seokmin sendirian, ingatkan seokmin untuk meminta maaf kepada penghuni kosnya karena malam ini ia ingin segera pulang ke kosnya lalu memasang lagu manusia bodoh dengan suara kencang dan diputar sampai matahari tiba.

“Oke siapapun yang manggil gue sekarang bakal gue ajak nightride setelah selesai evaluasi” batin seokmin

“OMIIIIIIIIN”

Itu jisoo, menteriakan namanya sambil lompat kecil dan melambaikan tangannya seakan meminta semua atensi seokmin.