“Aku udah di depan.” Jisoo membaca pesan yang dikirim oleh kekasihnya, segera setelah ia membalas pesan tersebut ia buru-buru membereskan barangnya diatas meja dan pamit kepada teman kantornya, “mas, mba duluan ya.”
Jisoo bisa melihat motor Seokmin didekat gerbang masuk kantornya, si pemilik motor sedang asyik memainkan handphonenya.
“OMIIIIIN!!”
Seokmin yang mendengar panggilan Jisoo buru-buru memasukan handphonenya kedalam kantong jaketnya lalu melambaikan tangan kearah Jisoo.
“KAKAAAAAKK!!”
Jisoo mempercepat langkah kakinya, sesampainya ia didepan Seokmin ia buru-buru menarik badan Seokmin kedalam pelukannya.
“Kangen bangeeeett.”
“Waduh berat inimah kangennya udah stadium akhir ya kak?”
“Iya.” Jawab Jisoo sambil melepaskan pelukannya.
“Ye manyun aja tu bibir, cium nih.”
“Cium dong.”
“Anjing nantangin lagi, udah buruan naik aku tinggal nih.”
“Ish.”
Diperjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan, Seokmin tahu Jisoo lelah seharian ini makanya ia ingin Jisoo beristirahat sedangkan Jisoo sedang malas berbicara jadi ia hanya mengalungkan tangannya dipinggang Seokmin dengan erat.
Sesampainya di warung nasi goreng yang dibicarakan tadi malam, Seokmin dan Jisoo langsung memesan menu makanan yang mereka inginkan.
“Di kantor gimana kak?”
“Not so bad sih min, tau gak tadi aku udah bilang aku bisa kerjain tugasnya so they gave it to me dan mereka bilang mereka suka hasil kerja aku.”
“Keren banget pacar aku.”
“Terus ya kan kamu tau aku magang di start up gitu jadi tadi aku ngambil snack sama ice creamnya mulu, kayaknya aku kelar magang jadi gendut deh.” Ujar Jisoo sambil mengelus perutnya.
“Mau gendut kek mau kurus kek kamu mah tetep cakep.”
“Basiiiiii.”
“Tadi aku sempet ke kampus udah mau pemira aja, sayang banget aku baru bisa nyalon semester depan.”
“Kamu mau jadi ketum?”
“Mau banget, ngeliat bang Jinhyuk tuh jadi motivasi aku banget. Dia time managementnya bagus, anaknya ramah pula.”
“Jinhyuk emang keren sih, min. Aku sempet ngobrol beberapa kali sama dia, wawasannya luas banget. Aku yakin kok kamu bisa kayak dia malah lebih dari dia.”
“Iyaya? Liat nanti lah, belum percaya diri.”
“Apapun keputusannya aku dukung kamu kok.”
“Makasih banyak ya kak.”
Hening.
Seokmin yang melihat Jisoo mengantuk langsung meraih telapak tangan Jisoo dan mengelusnya secara lembut sesekali ia memberikan kecupan ditelapak tangan kekasihnya.
“Capek banget ya kak?”
“Maybe? Kayaknya karena belum terbiasa nanti lama-lama ga terlalu capek kok.”
“Yee mana ada malah makin lama makin capek kali.”
“Hmm iyaya?”
“Kalau capek bilang ke aku ya kak?”
“Iyaa, emang kalau aku bilang kamu bakal pijitin aku?”
“Iya nanti aku pijitin, pijit plus-plus juga boleh.”
“OMIIIN!” Ujar Jisoo sambil memukul tangan Seokmin yang sedang mengelus tangannya.
“Kalau capek bilang ya kak, mau capek fisik atau mental bilang aja. Cerita kalau ada hal yang bikin kamu kurang srek, aku belum tentu bisa bantu tapi seenggaknya aku tau kalau kamu lagi capek atau kesel ya siapa tau aku bisa jadi punching bag kamu?”
“Iya Omin, makasih yaaa.”