Apart Minghao. Jam 8. Rasanya Seokmin mau kabur aja tapi di kosnya sekarang ada Sejeong yang lagi tidur di atas kasurnya. Bisa aja dia kabur tapi rasanya gak etis aja ninggalin Sejeong tidur di kamar kosnya sendirian, sedangkan ini kos laki-laki, bahaya banget.
“Seok? Jam berapa deh?”
Seokmin mengalihkan pandangannya ke arah Sejeong, “Jam 7. Isya dulu gih.”
Sejeong menganggukan kepalanya dan bangun dari tidurnya, “lo udah?”
“Baru kelar sih tadi.”
“Okay.”
Jam setengah 8, Mingyu udah sampai di kosnya Seokmin barengan sama Chaeyeon.
“Ayo buruan, Younjung udah disana.”
Jam menunjukkan pukul 9 malam, di ruang tamu apart Minghao ada 5 remaja yang lagi menatap intens ke 1 arah yang sama—Seokmin.
“KENAPA BISA SUKA SAMA PAK JISOO?”
“Je anjing, jangan teriak di kupiny gue.” Ucap Mingyu sambil melempar kulit kuaci kearah Sejeong
“Reflek monyet.”
Seokmin menggarukan kepalanya, “gatau, asli ini gue beneran gatau.”
“Lo ngerasa ada kupu-kupu gak di perut lo pas ngobrol sama dia?”
“Gimana ya bu? Gue gak pernah nyadar gimana-gimana kalo sama dia. Tau-tau udah selesai ngobrol aja.”
Minghao menganggukan kepalanya, “Tapi emang sih, pak Jisoo cakep.”
“Setuju.” Chaeyeon mengacungkan jempolnya.
“Beda berapa tahun sih, Seok?”
“10 tahun, ming.”
“2 tahun lagi, 1 putaran shio tuh.”
“Jauh ya, Seok. Sanggup lo?”
Seokmin mengerutkan dahinya, “gue baru suka ya monyet, belom tentu juga dia suka sama gue.”
“Susah sih, lo berdoa aja udah kalo mau dapetin modelan Pak Jisoo.”
Seokmin menundukkan kepalanya, tanpa diberi tahu juga ia sudah tahu kalau sulit untuk mendapatkan seorang Hong Jisoo. Kecil kemungkinan untuk Jisoo suka sama dia. Malah menurut Seokmin kalau Jisoo suka sama dia juga itu bisa masuk sebagai 7 keajaiban dunia.
“Gak usah sedih, bro. Disini semuanya jomblo kok.”
“Enak aja, gue enggak ya.” Minghao menyangkal ucapan Sejeong barusan.
“Iyadah yang pacarnya kokoh kaya SCBD.”
“Iri aja lo.”