berantem
Sumpah demi Tuhan Seokmin bukan orang yang cemburuan dan posesif dalam menjalani suatu hubungan, Seokmin sama sekali tidak masalah kalau pacarnya pergi berdua saja dengan temannya tapi Seokmin paling kesal kalau janjinya dibatalkan satu pihak terlebih jika orang yang diajak bertemunya tidak memberi kabar sama sekali.
Sekarang Seokmin sudah diatas motor kesayangannya di tempat yang sama seperti kemarin, Seokmin sudah mengingatkan Jisoo di jam makan siang bahwa ia akan menjemputnya dan dibalas dengan acungan jempol oleh Jisoo.
“Hi, Seok.”
“Naik.”
Jisoo tahu Seokmin sedang marah kepadanya dan ia tahu bahwa Seokmin berhak untuk itu.
“Mampir ke rumah? Tapi aku mau ngerjain tugas sama kerjaan kantor.”
“Iya, aku nonton netflix aja di kamar kamu.”
“Okay.” Ujar Jisoo sambil membukakan gerbang rumahnya agar motor Seokmin bisa masuk.
Terhitung sudah 2 jam lebih Seokmin berbaring di atas kasur Jisoo, jam menunjukkan pukul 9 malam dan si pemilik kamar masih sibuk didepan laptop.
“Kak?”
“Hmm?” Sahut Jisoo tanpa menengok ke arah Seokmin
“Kemaren kemana?”
Tidak ada jawaban.
“Kak?”
“Eh? Makan doang kok sama mas Seungwoo kemaren dia mau traktir gitu.”
“Berdua?”
“Iya.”
Seokmin tidak masalah Jisoo berdua saja dengan laki-laki tersebut yang menjadi masalah adalah Jisoo yang biasanya tidak pernah lupa dengan Janjinya mendadak lupa, tidak seperti biasanya.
“Jangan gitu lagi ya, aku gak masalah kamu makan malem berdua doang sama dia, aku juga gak masalah kamu jalan sama orang lain asal bilang sama aku kak. Aku kayak orang bego tau gak di depan kantor kamu berjam-jam taunya yang ditungguin udah gak ada di kantor.”
Jisoo menghela nafas, harusnya ia merasa bersalah tetapi mungkin karena perasaan lelah dan stress ia menjadi kesal atas ucapan Seokmin barusan.
“Kan aku udah minta maaf? Gak usah diperpanjang lagi lah.”
“Loh? Aku kan cuma minta sekali doang loh kak kenapa kamu jadi marah?”
“Seok kamu bisa gak sih ngertiin aku? Aku capek banget sama kuliah dan magang aku, aku cuma minta kamu jangan nambah beban aku.”
“Jadi aku nambah beban kamu kak? Aku cuma minta ke kamu untuk lain kali bilang ke aku bukan minta kamu ngejauhin Seungwoo.”
“Aku butuh temen lain, seok buat jadi batu loncatan di tempat magang. Mas Seungwoo mau bantu aku di tempat itu.”
“Aneh lo kak, gue gak peduli kak hubungan lo sama Seungwoo-Seungwoo itu. Gue cuma minta lo ngomong kalo mau batalin janji, ini kenapa jadi merambat kesana sih?”
“Seok udah ya? Kamu mau aku minta maaf lagi? Perlu aku sujud di kaki kamu?”
Seokmin terkejut dengan ucapan Jisoo barusan, “Gila ya lo. Sumpah lo gila banget kak.”
Jisoo menghela nafas, ia kelewatan dan ia tahu itu hanya saja egonya terlalu tinggi dan ia enggan meminta maaf.
“Besok Kalea balik ke Yogya jadi malem ini gue mau ketemu dia, gue cabut. Tenangin diri lo dulu, jangan chat gue kalo lo belum tenang.”
Seokmin dengan segera mengambil jaketnya diatas kasur Jisoo dan pergi meninggalkan Jisoo sendirian.