“Gimana minggunya kak?” Tanya Seokmin sesampainya mereka di warung bakso dekat kos mereka.
“Hmmm biasa aja, maksudnya ya gitu-gitu aja. Rutinitas gue paling kos terus kampus terus apart Han, ya jauh-jauh ke apart temen gue yang lain.”
“Emang punya temen selain Kak Han sama Bang Cheol?”
Jisoo memutarkan bolamatanya, “Ih ya ada lah.”
“Cowo lo kan?”
Jisoo tidak menjawab pertanyaan Seokmin dan memilih untuk tertawa.
“A Seokmin biasanya kesini sama temennya yang kurus.” Ujar Mang Asep—Bapak pemilik warung bakso.
“Oh iya, lagi gak bisa mang. Ini juga temen saya namanya Jisoo.”
Mang Asep melihat wajah Jisoo dan tersenyum, “Walah ganteng ya A?”
“Iya dong, tapi tetep gantengan saya kan mang?”
“Iya lah, kan kamu pelanggan tetap.”
“Bisa aja mang, makasih ya.”
“Sama-sama, dimakan ya.”
Jisoo melihat bagaimana Seokmin berinteraksi dengan Bapak penjual bakso—terlihat manis. Seokmin selalu seperti ini, tidak malu untuk mengajak siapapun berbicara berbeda dengan dirinya yang akan berbicara jika diajak terlebih dahulu.
“Tau gak kak? Mang Asep punya istri dua loh.” Seokmin mencodongkan badannya dan berbisik pelan.
“Hah? Kok tau?”
“Mang Asep cerita, satu disini satu di kampung.”
“Ih kok bisa ya?”
“Bisa lah, mang Asep cakep.” Ucap Seokmin sambil mengacungkan jempolnya.
“Gue juga bisa dong?”
“Apa?”
“Punya pasangan dua?”
Seokmin mengerutkan keningnya, “Kenapa gitu kak?”
“Soalnya gue cakep.”
Seokmin tertawa mendengar ucapan Jisoo, “iya boleh, mau dua tiga kek terserah lo dah kak.”
“Soalnya gue cakep?”
“Soalnya lo paling cakep sedunia.”
“Emang lo pernah keliling dunia, Seok?”
“Lah dunia gue kan muter di lo doang.”