Jisoo terbangun dari tidurnya, ia merasakan badannya terasa remuk. Dengan segera ia membuka handphonenya untuk mengecek jam, dilayar handphonenya tertulis angka 09:32.

Shit, kalo ketemu Seokmin gue harus gimana?, batinnya

Jisoo melihat ke sekeliling kamarnya ia tidak menemukan Seokmin dimana-mana, mungkin sudah berangkat ke kampus. Ia menghela napas lega dan buru-buru memakai baju.

Pintu kamarnya terbuka perlahan ada kepala Seokmin yang muncul dari balik pintu, “Soo udah bangun?”

“Eh? Hah? Udah kok barusan.”

“Yaudah, yuk mandi? Lo bisa jalan?”

Jisoo mencoba untuk bangkit dari kasurnya dan ia merasakan seluruh badannya sakit. Seokmin yang melihat ekspresi Jisoo buru-buru menghampirinya.

“Sini gue bantu.”

Seokmin membantu Jisoo untuk berdiri dan mengantarkan Jisoo ke kamar mandi yang terletak di kamarnya, “bathup lo udah gue isi air hangat, jadi lo gak bakal kedinginan santai aja”

Jisoo mengangguk, ia memperhatikan Seokmin yang sibuk mempersiapkan peralatan mandi untuk Jisoo.

“Lo mau ngeliatin gue mandi, Seok?”

“Hah? Enggaklah”

“Yaudah? Gue mau mandi ini, sana keluar.”

“Kalo butuh apa-apa panggil gue ya.” Ujar Seokmin sambil pergi meninggalkan kamar mandi.

Setelah Jisoo selesai mandi, ia melihat ada pancake dan susu coklat diatas kasur miliknya dan sprei kasurnya pun sudah diganti. Ia tidak menemukan Seokmin di kamarnya tapi ia mendengar sayup-sayup suara mesin cuci.

Pintu kamarnya kembali dibuka, “Soo? Udah selesai mandinya?”

“Udah kok, ini lo yang ganti spreinya?”

“Iya, lengket soalnya jadi gue cuci aja. Tadi ambil sprei baru di laci, gapapa kan?”

“Oh iya, thanks ya seok.” Jisoo tersenyum, “Thanks juga buat sarapannya”

“Anytime, badan lo yang pegel sebelah mana?”

“Semuanya.” Ucap Jisoo dengan mengerucutkan bibirnya

“Yaudah abis ini lo tidur aja nanti gue pijitin”

“Hah?”

“Kenapa? Katanya pegel?”

“Iyasih, tapi bukannya lo ada kelas pagi?”

“Telat gue, tapi tadi udah tipsen kok sama anak-anak.”

“Okay.”

Setelah Jisoo selesai sarapan, Seokmin langsung membereskan piring dan gelas yang ada diatas kasur dan kembali ke kamar setelah urusannya di dapur selesai.

“Seok? Lo selalu kayak gini ya?”

“Gini gimana?” Seokmin balik bertanya, tangannya sibuk memijit kaki Jisoo.

“Iya, lo selalu ngelakuin after care tiap kali lo selesai ngelakuin itu?”

“Oh itu, tergantung orangnya sih.”

“Gimana?”

“Ya kalo orangnya spesial buat gue, gue usahain buat ngelakuin after care.”

“Jadi gue spesial nih?”

“Iyalah pake nanya.”

Jisoo tidak menjawab ucapan Seokmin barusan, tangannya sibuk mengetikkan sesuatu dihandphonenya.

“Lo skip kelas aja, Soo”

“Hah?”

“Lo yakin mau kelas?”

“Enggak sih.”

“Nah yaudah.”

“Lo temenin gue ya, Seok?”

“I will. Gue emang tipsen seharian ini sih.”

Sebelumnya Jisoo tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh mantan kekasihnya, mantannya hanya akan mengucapkan good morning dan ucapan manis lainnya sambil memberikan kecupan. Tapi ini berbeda, Seokmin melakukan after care untuknya. Ia merasa spesial and he feel loved.

Jisoo kira ia tidak akan menemukan alasan lain untuk mencintai Seokmin ternyata ia salah. Pagi ini, ia menemukan satu alasan lagi untuk mencintai Seokmin.