Jisoo terkejut waktu melihat Seokmin juga memakai jaket jeans, outfit mereka berdua sangat mirip.
“Kalo boleh tau ini mau jemput siapa ya pak?”
“Anaknya temen saya, saya udah janji mau ajak dia main ke GI. Makanya waktu kemarin kamu bilang mau balas budi ke saya ya saya pikir kenapa gak sekalian aja ajak kamu?”
Jisoo menganggukan kepalanya, “ooh gitu.”
“Nanti dia duduk di belakang kok tenang aja.”
“Its okay pak, emang umurnya berapa ya?”
“Saya lupa umur berapa tapi dia baru mau masuk SMP. Namanya Ican.”
“Oooh gitu.”
Mobil yang ditumpangi Jisoo memasuki area apartemen mahal di kawasan distric 8 SCBD, Langham Residence kalau Jisoo tidak salah harga satu unitnya bisa mencapai 30+ miliar rupiah.
“Temennya Pak Seokmin orang kaya semua? Minder.”, batin Jisoo.
Di depan pintu masuk Jisoo melihat ada satu laki laki sepertinya seumuran pak Seokmin dan ada anak kecil disampingnya.
Tin tin
Seokmin membuka kaca mobil disisi Jisoo, “Bang Cheol langsung aja kali ya takut macet?”
“Oit seok, iya. Titip ican ya.”
Ican langsung membuka pintu mobil di bagian belakang, “Pagi om seokmin”
“Pagi sayang, kenalan dulu sama adiknya om Seokmin namanya Kak Jisoo.”
Ican tersenyum sambil menatap Jisoo yang sedaritadi menatapnya, “Halo kak jisoo, aku ican.”
Jisoo tersenyum manis, “halo ican.”
“Bang Cheol itu kerja di pledis corp, inget gak waktu kamu ke kantor saya 3 gedung samping kantor saya itu pledis corp.”
Jisoo berusaha mengingat-ingat gedung yang dimaksud oleh seokmin.
Sesampainya di Grand Indonesia, mereka bertiga langsung menuju tempat bermain dan sambil menunggu ican bermain, seokmin dan jisoo menunggu di bangku yang disediakan.
“Mamanya ican meninggal pas ican kelas 2 SD.”
“Oh?”
Jisoo ingin menanyakan penyebab mama ican meninggal, tapi ia tau kalau ia tidak punya hak untuk menanyakan alasan tersebut.
“Iya, bang cheol sama istrinya tabrakan mobil waktu mau jemput ican ke sekolahnya. Yang selamat cuma bang cheol.”
Jisoo menganggukan kepalanya, menatap Ican dengan iba, “Oooh gitu.”
“Makanya bang cheol sempet cuti S3 buat ngurusin ican sambil kerja. Alhamdulillah udah selesai 1 tahun setelah saya selesai.”
“Keren juga ya pak cheol.”
“He is.”
Setelah Ican selesai bermain, Seokmin mengajak Jisoo dan Ican untuk makan di salah satu restoran yang ada di mall tersebut.
“Kak Jisoo adiknya om Seokmin? Kok aku baru liat ya om?”
Seokmin tertawa mendengar pertanyaan dari mulut Ican, “Bukan adik kandung, Can. Kak Jisoo itu murid om waktu om ngajar di kampus. Sekarang udah om anggep adik om sendiri.”
“Kan kalau adik berarti saudara dong kayak Seungkwan dan Yena?”
“Iya, tapi ada loh yang bukan saudara bisa jadi kakak-adik kayak om sama kak Jisoo.”
“Oh gitu.” ujar Ican dengan menganggukan kepalanya “aku juga mau punya adik deh om.” lanjut Ican
Seokmin hanya tersenyum tanpa menjawab ucapan Ican barusan.
“Kak Jisoo.” Panggil Ican
“Iya, Can?”
“Kak Jisoo manis deh.”
Jisoo tersenyum malu mendengar pujian dari mulut anak kecil yang baru saja ditemuinya, “Makasih ya Ican, Ican juga manis kok.”
“Kata mama aku ganteng.”
“Betul, Ican ganteng.”