“Kamu wangi deh.” Seokmin yang mendengar ucapan Jisoo barusan langsung menoleh kearah Jisoo.
“Wah pelet aku berhasil nih berarti.”
“Gak perlu kamu pelet juga aku udah sayang sama kamu.”
“Yee kata siapa, dulu kan aku ngejar kamu sampe tipes.”
Jisoo tertawa mendengar ucapan Seokmin barusan, “lebay ih, kasih tau papa nih?”
“Gapapa kasih tau aja, aku udah sohib sama papa kamu.” Jisoo hanya tertawa dan mengangguk setuju dengan ucapan Seokmin barusan.
Tepat setelah Jisoo selesai tertawa akhirnya mereka sampai di salah satu pantai tempat dimana teman Seokmin melangsungkan pernikahan. Acaranya cukup meriah dan sudah banyak orang yang sudah datang menghadiri, dengan melihat venue pun Jisoo sudah tahu bahwa yang menikah sudah pasti konglomerat.
“Katanya gak dateng lo seok?” Tanya bambam saat Jisoo dan Seokmin bersalaman dengannya.
“Ya masa gue gak dateng ke nikahan lo bam?” Ujar Seokmin sambil menepuk lengan bambam, “Oh iya kenalin nih Jisoo, suami gue.”
“Waah kak jisoo, kok mau sih sama Seokmin?”
“Gue juga harus nanya gini ke Lisa sih bam.” Seokmin melirik Lisa yang sedaritadi hanya mendengarkan, “Lisa kok mau sama Bambam?”
Lisa tertawa mendengar pertanyaan Seokmin barusan, “dipelet kayaknya Seok.”
Seokmin dan Jisoo tertawa mendengar jawaban Lisa barusan sedangkan Bambam mengerucutkan bibirnya.
“Halo bambam, lisa selamat ya untuk pernikahannya.” Ucap Jisoo dengan tersenyum
“Makasih banyak ya kak udah sempetin dateng.” Lisa menyalami tangan Jisoo sambil tersenyum manis.
“Seokmin, kak Jisoo kita duluan ya mau ketemu sama yang lain.” Ujar Bambam sambil mengajak Lisa melangkah pergi.
“Laper gak? Ada Sushi tuh disitu.” Seokmin menunjuk kearah stand sushi.
“Mau ambil starbucks dulu deh, kamu mau?”
“Kamu duluan aja. Aku mau ketemu direktur aku tuh disana, aku tinggal gapapa kan?”
Jisoo menganggukan kepalanya, “no worries, aku udah gede kok.”
Seokmin mengelus kepala Jisoo dengan lembut, “jangan ilang ya sayang.”
Jisoo hanya menganggukan kepalanya sebelum pergi melangkahkan kaki kearah stand starbucks. Antriannya tidak terlalu panjang sih, hanya ada 3 orang didepannya.
“Kak Jisoo?” Seseorang menepuk pundak Jisoo dengan pelan.
“Eh? Mingyu ya?”
Mingyu menganggukkan kepalanya, “sendiri kak?”
“Enggak kok, Seokmin lagi ngobrol sama atasannya tuh disitu.”
“Ooh gitu.”
“Wonwoo mana gyu?”
“Ada kak, lagi ngantri makanan.”
“Oooh.”
“Gue duluan ya kak, mau cari Wonwoo nih.” Mingyu pamit setelah mendapatkan satu cup minuman.
Jisoo melambaikan tangan setelah Mingyu melangkah pergi, sekarang Jisoo bingung mau kemana soalnya dia gak kenal siapapun disini kecuali Seokmin.
“Apa ambil sushi aja ya?” batinnya
Jisoo melihat kearah Seokmin yang sedang asyik berbincang dengan entah siapa, “Seokmin temen kamu banyak banget deh?”
Jisoo melangkahkan kakinya kearah tempat sushi disediakan, berharap ada seseorang yang ia kenali.
“Lah Kak Jisoo?”
Jisoo menolehkan kepalanya, “Eh? Minghao ya?”
“Iya kak. Lo kenal sama yang nikah?”
“Bukan gue, temennya Seokmin.”
“Ooh.”
“Yang nikah temen lo?”
“Bukan kak, temennya kak jun. Eh lo mau ambil sushi? Gue ambilin aja kak, ngantrinya lama. Lo tunggu disitu aja tuh meja kosong.”
“Eh gak usah gapapa, gue bisa sendiri kok.”
“Yaelah santai aja, kan lo temen gue juga.” Minghao mendorong pelan tubuh Jisoo, “Nanti gue samperin kesana.”
“Makasih banyak ya, Minghao.” Jisoo berjalan kearah meja yang dimaksud Minghao barusan.
Sekitar 10 menit kemudian Minghao datang dengan dua piring di tangannya, “Nih kak, sushinya.”
“Thanks ya minghao.”
“Santai.”
Tidak ada yang melanjutkan pembicaraan sampai makanan habis.
“Gue duluan ya kak.”
“Eh iya, thanks ya hao.”
“Sama-sama kak.”
Jisoo memainkan handphonenya setelah Minghao pergi, mengirim pesan ke Sunoo juga membalas pesan dari Jeonghan.
“Soo, mau langsung balik?”
“Eh? Kamu gak makan dulu?”
“Udah tadi pas ngobrol. Yuk balik.”
Seokmin menggandeng tangan Jisoo dan menariknya pulang.
“Silahkan masuk baginda raja.” Seokmin membukakan pintu mobil untuk Jisoo dengan tersenyum lebar.
“Makasih, sayang.”
“Ya Allah dipanggil sayang sama Jisoo, besok-besok aku bukain pintu deh biar dipanggil sayang.”
Jisoo tertawa mendengar ucapan Seokmin, “lebaaayyyyy.”
Seokmin menjalankan mobilnya meninggalkan pantai tersebut.
“Tadi aku ketemu Mingyu dan Minghao.”
“Loh iya? Kok aku gak ketemu sama mereka?”
Jisoo mengangkat kedua bahunya, “Gatau deh. Tadi ketemu Mingyu pas aku ambil minum, ketemu Minghao pas antri sushi. Minghao baik deh ambilin aku sushinya jadi aku gak perlu antri.”
“Loh iya? Wah aku harus traktir Minghao nih soalnya dia udah baik sama kamu.”
Jisoo menganggukan kepalanya, “kapan-kapan ajak Mingyu dan Minghao makan di rumah ya seok.”
“Siap bos.”
Sekarang Jisoo bingung bagaimana caranya mengatakan ke Seokmin bahwa ia merasa familiar dengan wajah salah satu dari sahabatnya dan ada perasaan aneh saat melihat wajah orang tersebut.