Malam minggu kali ini seokmin mengajak minah ke salah satu tempat kopi di kota depok, alasannya sesimpel karena minah berkata bahwa ia suka dengan kopi.

“Gila deh ini tempat kalau malem minggu enggak pernah sepi”

“Jangankan malem minggu na, gue senin siang kesini aja rame banget”

“Demi apa seok? Warga depok gabut semua apa gimana ya?”

“Eh jangan gitu, lo kan warga depok juga sampe lo lulus kuliah”

Minah tertawa mendengar ucapan seokmin, “bener juga lo”

Alasan seokmin mengajak minah malam mingguan bukan karena soonyoung sedang di Bandung sehingga ia tidak bisa menemaninya malam ini melainkan karena ia ingin mengenal minah lebih jauh, dalam konteks romantis.

Mungkin minah menyadari hal tersebut dilihat dari ucapan maupun perilakunya tiap kali ia bersama seokmin. Ini bisa jadi hal baik maupun buruk untuk si lelaki.

Kalau boleh percaya diri, seokmin yakin respon yang diberikan minah adalah respon positif. Tidak hanya seokmin yang seringkali mengajaknya pergi bersama, minah pun melakukan hal itu. Hanya saja minah bergerak perlahan sehingga orang lain tidak akan menyadari bahwa ia sedang mendekati lelaki mancung bernama seokmin.

Kalau ditanya apakah seokmin sudah memiliki perasaan untuk perempuan berambut panjang yang sekarang sedang duduk didepannya maka jawabannya belum. Seokmin masih menyimpan perasaan untuk sahabatnya, soonyoung. Ia mendekati minah selain untuk melupakan perasaannya kepada soonyoung ia juga sedikit penasaran dengan perempuan cantik ini.

“Seok, rapat gabungan kapan lagi deh?”

“Minggu depan kali ya? Acaranya makin deket untung anak acara udah prepare kan rapat dari awal jadi kita udah ada gambaran sama bahan buat nanti rapat kedua”

“Oh gitu ya”

“Paling setelah rapat kedua ini, rapat gabungan yang dateng cuma ketua divisi sama 2 anggota”

“Gak perlu semua seok?”

“Kata ketuanya sih gitu”

Minah menganggukan kepalanya, “pacar kak chungha kan ya?”

“Apanya?”

“Ketuanya”

Seokmin mengangkat kedua bahunya, “katanya sih cuma gue ga tau masalah gitu-gituan, ga penting juga”

“keren”

Seokmin mengangkat salah satu alisnya menandakan ia bingung maksud dari ucapan minah

“Keren darimananya?”

“Gatau keren aja”

“Aneh lo”

Oh ini mungkin alasan seokmin tertarik dengan minah, sifat minah yang easy going dan ceria membuat seokmin seringkali menemukan dirinya tersenyum karena tingkah laku perempuan tersebut.

“Kalo gitu gue aja, seok”

“Apanya?”

“Yang temenin lo rapat gabungan”

“Yakin? Makin sibuk loh na”

“Yakinlah, gapapa kan sibuknya sama lo” ujar minah dengan tersenyum, “kalau sama lo mah gak berasa sibuknya kali seok, gue malah seneng” lanjutnya

1-0

“Gue juga”

“Apanya?”

“Seneng sibuk bareng lo”

“Emang kenapa?” tanya minah dengan memajukan badannya mendekati seokmin

“Sibuk bareng berarti ngabisin waktu bareng kan?”

“Iya terus?”

“Gue seneng ngabisin waktu sama lo, tandanya gue bakal kenal lo lebih jauh”

“Emang kenapa lo pengen kenal gue lebih jauh”

“Karena gue tertarik sama lo?”

1-1.

Seokmin dapat melihat pipi minah berubah warna menjadi merah, “dih merah banget tu pipi”

“SIALAN LO LEE SEOKMIN”