Menurut semua orang yang kenal Seokmin, Seokmin itu gak punya kelemahan. Tapi yang semua orang gak tau adalah kelemahan Seokmin itu hadir dalam sesosok pria bertubuh kecil bernama Hong Jisoo.
Kaya sekarang ini nih, dia udah di depan kamar Joshua, iya sesampainya di rumah Joshua yang luas banget itu Seokmin langsung diarahkan oleh Chungha—asisten pribadi Joshua untuk langsung ke kamar Joshua. Ketuk dulu kali ya?
“Masuk aja.” Ucap seseorang di dalam kamar tersebut, feeling Seokmin sih Joshua tau kalau Seokmin daritadi di depan kamarnya.
“Halo?” Sapa Seokmin setelah ia membuka pintu didepannya.
“Duduk dulu ya, pak Seokmin. Saya masih ada urusan sebentar.”
Senyum Joshua persis sekali seperti senyum yang dulu Seokmin sering lihat.
“Saya gak tau kamu suka minuman apa, jadi minumannya saya siapkan semuanya.” Ucap Joshua sambil duduk didepan Seokmin.
“Oh? Makasih Joshua, gak perlu repot-repot kok.”
Hening.
Jujur saja Seokmin masih penasaran kenapa Joshua mengajaknya bertemu, bukannya kemarin dia kekeuh berkata bahwa dia Joshua bukan Jisoo? Tapi rasa penasaran itu kalah tiap kali Seokmin melihat sosok Joshua didepannya.
“Jadi alasan saya diajak ketemu itu apa ya?”
Jisoo tersenyum manis, “kemarin kamu bilang ke saya kalau kamu punya bukti bahwa saya itu jisoo, boleh saya liat buktinya?
Seokmin mengerutkan dahinya, “kalau kamu ngerasa kamu bukan jisoo, kenapa saya harus repot-repot nunjukkin bukti itu?”
Joshua menghela nafasnya, “nanti saya beritahu, saya ingin memastikan sesuatu saja. boleh?”
Alih-alih menjawab Seokmin malah mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan foto pernikahan Seokmin dan Jisoo 10 tahun lalu.
“Itu saya dan Jisoo, 8 tahun lalu.”
“Mirip dengan saya. Persis.”
“Boleh saya tau kenapa kamu penasaran?”
Joshua menyandarkan tubuhnya, sedang mempertimbangkan apakah ia harus memberitahu dan mempercayai lelaki didepannya.
“Mr. Chwe, bukan ayah kandung saya.”
“Maksudnya?”
“Dengarkan saya dulu, setelah itu kamu bisa pertimbangkan apakah saya lelaki yang kamu cari atau bukan.”
Seokmin menganggukan kepalanya, “okay?”
“6 tahun yang lalu saya ditemukan Mr.Chwe dalam keadaan pingsan dan bertelanjang dada di pesisir pantai yang jauh dari sini, saya dibawa ke rumah sakit terdekat dan disana saya dinyatakan amnesia. Saya tidak ingat siapa keluarga saya bahkan saya tidak ingat nama saya sendiri. Mr. Chwe menamakan saya Joshua karena di tangan saya tertulis Joshua.”
“Makanya kamu penasaran pas saya bilang kalau saya kenal kamu?”
Joshua menganggukan kepalanya, “saya ingin bertemu keluarga saya yang sebenarnya, ayah sudah berusaha semampunya mencari keluarga saya tapi tidak menemukan hasil apapun. jadi ia merawat saya sampai sekarang.”
“Kalau saya bilang kamu itu Jisoo apa kamu percaya?”
“Saya tidak tahu, Seokmin. Tapi melihat foto yang kamu tunjukkan barusan membuat saya sedikit percaya kepada kamu.”
“Boleh saya berbicara?”
Jisoo menganggukan kepalanya, “silahkan.”
“Hong Jisoo adalah suami saya, saya menikah dengannya 8 tahun lalu.”
Seokmin menggeserkan layar handphonenya dan menunjukkan Joshua sebuah foto yang berisi 2 orang dewasa dan 1 anak kecil berusia 9 tahun, “saya dan jisoo mengadopsi seorang anak setelah kami menikah.”
“Anak?”
“Iya, kalau kamu hong jisoo saya cuma mau bilang kamu punya anak yang butuh kasih sayang kamu.”
Joshua memijat keningnya, merasa pusing dengan ucapan dari lelaki didepannya, “Seokmin?”
“Iya?”
“Saya tidak pernah tau keluarga saya siapa dan dimana. Kalau saya adalah Hong Jisoo, kamu bisa bantu saya untuk ingat tentang saya dan keluarga saya?”
“Mau jisoo, dengan senang hati.”
“Terima kasih.”
Seokmin menunjukkan foto Jisoo yang ada di dompetnya, “ini kamu. ingat?”
“Itu aku?”
Seokmin tersenyum melihat ekspresi terkejut Joshua, “Iya.”
“Dulu aku pilot?”
“Iya, pilot yang hebat.”
“Wow.”
“Kenapa? Kamu gak percaya?”
Joshua menggelengkan kepalanya, “saya takut ketinggian.”
“Oh?”
“Seokmin, kalau saya benar-benar Jisoo, saya siap meninggalkan keluarga Chwe dan pulang sama kamu.”
Seokmin terkejut mendengar ucapan Jisoo barusan, “beneran?”
“Iya, Ayah dan Bunda Chwe pasti senang mendengarnya. Ayah selalu bilang kalau aku menemukan keluargaku maka aku harus pulang karena disitulah seharusnya aku berada. Bunda Chwe pun begitu, tapi Seokmin banyak urusan yang harus saya kerjakan sebelum saya pulang bersama kamu. Kamu bisa menungguku sebentar?”
Seokmin menganggukan kepalanya, “take your time, jisoo.”