Minghao dan Joshua

Kalau ditanya pekerjaan orang tua Minghao apa maka jawabannya adalah founder dari perusahaan wine yang mendunia, gak ada satu orang pun yang tahu bahwa keluarga Xu adalah mafia dan juga kartel narkoba yang ditakuti dan diincar dan ditakuti negara. Ayah Xu adalah mafia yang ditakuti semua orang, musuhnya dimana-dimana wajar saja ia merahasiakan identitasnya dan keluarganya untuk alasan keamanan. Kakak Minghao, Lay adalah mafia sekaligus CEO dari perusahaan wine tersebut. Minghao sendiri tidak mau jadi mafia, hanya saja resikonya menjadi bagian dari keluarga Xu membuatnya mau tidak mau selalu dalam bahaya makanya Ayah Xu menugaskan bodyguard untuk menjaganya.

Tidak mudah untuk bisa bertemu tatap muka dengan Ayah Xu, hanya orang terpilih dan terpercaya yang bisa. Pekerjaannya sebagai mafia tidak hanya membunuh dan menculik orang penting maupun musuhnya, di jajaran paling bawah ada preman preman yang merampas dan memalak orang yang duitnya nanti diberikan untuk Ayah Xu, satu tingkat diatasnya ada kurir narkoba untuk orang-orang biasa, diatasnya lagi ada kurir narkoba untuk orang penting dan begitu seterusnya sampai tingkatan teratas ada Ayah Xu. Hanya segelintir orang yang bisa sampai di tahap tertinggi untuk bisa berbicara tatap muka dengan Ayah Xu, biasanya lewat pesan maupun menitipkan pesan lewat bawahannya.

Ada Joshua yang bisa sampai di titik itu, Joshua awalnya hanya orang biasa yang ingin bekerja apapun dengan gaji besar. Kemampuan yang dimilikinya adalah bela diri, Joshua bertemu Ayah Xu setelah berbagai macam seleksi dan pelatihan hingga akhirnya ia ditugaskan untuk menjadi bodyguard Minghao, anak terakhir keluarga Xu. Pekerjaannya cukup sulit, menjaga Minghao dari jauh tanpa terlihat mencurigakan oleh orang sekitar. Tidak boleh ada yang tau kalau Joshua kenal dengan Minghao begitu juga sebaliknya, kecuali jika tidak ada orang disekitarnya maka mereka berdua bebas untuk berbincang mengenai hal apapun.

Bagi Lay, Joshua adalah pembunuh berdarah dingin. Pernah beberapa kali ia melihat Joshua dan Minghao dengan baju berlumuran darah mereka berbincang sambil makan ayam goreng setelah membunuh musuh besar keluarga Xu secara sadis. Pernah juga suatu waktu Minghao dalam bahaya dan dengan mudah Joshua membunuh orang tersebut dan setelah Joshua membunuhnya, Joshua dan Minghao dengan santai memakan popcorn sambil menonton sebuah film. Mungkin itu alasan mengapa Joshua sangat dipercaya dan disayang oleh Ayah Xu. Semua orang iri dengan Joshua karena ia bisa dengan mudah berbincang santai dengan Ayah Xu dan bisa berkeliaran dengan Minghao kemanapun.

Pertama kali Minghao ketemu Jisoo sewaktu Seokmin memperkenalkannya, Minghao langsung pergi ke Library of Congress di Amerika sampai The National Library of China untuk mencari tahu bagaimana bisa ada seseorang yang sangat mirip sayangnya sampai saat ini yang diketahui Minghao adalah katanya kita memiliki 7 kembaran, tapi bagaimana bisa ada di tempat yang bersamaan?

“Josh, lo liat cowok yang dibawa sama Seokmin kan?”

“Iya, mirip gue ya?”

Minghao mengangguk, “mirip banget, gue hampir nyebut nama lo.”

“Kalo lo sebut nama gue sih gue gak bakal ketemu sama lo lagi.”

“Loh?”

“Yaiya, peraturannya kan gitu, minghao.”

Minghao lupa ada peraturan yang menyatakan bahwa ia tidak boleh jatuh cinta dengan pengawalnya dan begitu juga sebaliknya. Ia melanggar peraturan tersebut dan ia takut Ayahnya mengetahui hal tersebut.

“Halo tuan, lo gak mau kemana-mana kan? Gue ada tugas dari Bos, gue tinggal lo dulu ya.”

“Lagi?”

Joshua menganggukan kepalanya, “Iya. Sampai nanti tuan muda Minghao.”

“Jangan tidur sama psk.”

Joshua tertawa, “Kok tau banget?”

“Sialan.”

Joshua sebenarnya tau bahwa Minghao menyukainya dan sialnya ia memiliki perasaan yang sama. Tapi ia takut, ia tidak mau rahasianya diketahui itu sama saja dengan bunuh diri.

“Joshua, sibuk?”

“Nope, why?”

“Gue takut semua orang dengar pembicaraan kita.” Minghao mengeluarkan secarik kertas dan pulpen dari kantongnya lalu menulis sesuatu.

Minghao menyerahkan secarik kertas, “Lo baca tapi jangan kenceng-kenceng, balasannya lo tulis disitu.”

Gue suka sama lo, joshua

Joshua diam-diam tersenyum membaca tulisan diatas kertas tersebut, ia berusaha menyembunyikan senyumannya takut jika ada yang melihat perubahan ekspresinya.

Joshua menyerahkan balasannya ke Minghao dan dibaca Minghao dengan perasaan senang yang tidak terlihat di wajahnya. Minghao pandai menyembunyikan ekspresi wajahnya.

Gue juga tapi gue takut Minghao.

Waktu itu lo mau ajak gue ke tempat rahasia lo, kalau gue minta sekarang gimana?

Terus gue bilang ke bokap lo apa? Izin ke mana hao?

Bilang aja ikutin gue pergi

As you wish, prince.

Minghao membakar secarik kertas tersebut, menghilangkan bukti tentang perasaannya dan Joshua.

Joshua pergi mengikuti Minghao, tidak ada yang curiga karena itu salah satu pekerjaan Joshua.

Joshua masuk kedalam mobil Minghao dan duduk di bangku kemudi, “Semoga gak ketauan ya.”

Minghao menganggukan kepalanya, “Aku bakal jagain kamu.”

Minghao dan Joshua pergi ke bukit yang jarang diketahui orang-orang, bukit ini salah satu saksi yang menyaksikan bagaimana Joshua menangis merasa lelah dengan pekerjaannya, bukit ini hanya diketahui oleh Joshua dan kali ini ia mengajak Minghao ke tempat amannya.

“Maaf kalau pacaran sama aku bikin repot.”

Joshua menggeleng dan menangkupkan wajah Minghao dengan tangannya, “maaf aku ngelanggar peraturan dari ayah kamu, kalau ketauan dan aku dihukum mati kamu harus tau kalau aku sayang banget sama kamu.”

“Enggak Josh, gue bakal jagain lo dari siapapun termasuk ayah.”

“Itu tugas gue untuk ngejaga lo dan diri gue sendiri, tugas lo adalah enggak menaruh diri lo dalam bahaya.”

Sialnya saat mereka diam-diam memadu kasih ada satu pasang mata yang memperhatikannya.


“Minghao, kamu tau konsekuensinya. Saya akan membunuh Joshua malam ini.”

“Ayah gak bisa gitu. Bunuh gue juga.”

“Jangan lancang kamu, 2 bulan lagi kamu akan menikah dengan keluarga Wen. Saya tidak menerima penolakan.”

“TERUS GIMANA DENGAN JOSHUA? GAK ADIL KALO GUE GAK MATI JUGA KARENA DIA MATI KARENA GUE.”

“Joshua sudah tau resiko pekerjaannya dan dia juga tau apa hukumannya jika melanggar peraturan. Sekarang kamu keluar dari ruang kerja saya.”

“Anjing.”


“Kamu sudah tau kan akibat dari perbuatanmu?”

Joshua mengangguk, “maaf saya melanggar peraturan.”

Ayah Xu sangat menyayangi Joshua, bagaimanapun Joshua lah yang menjaga Minghao dan kinerjanya dalam pekerjaan sangat bagus.

“Joshua, saya tidak bisa membunuh anda. Silahkan naik ke alat itu dan tutup mata anda.”

Alat yang dimaksud ayah Xu adalah alat yang dapat menghilangkan ingatan, alat ini jarang digunakan tapi kali ini harus digunakan untuk menghapus ingatan anak buah kesayangannya.

Setelah menghilangkan ingatan Joshua, Ayah Xu menyuruh anak buahnya untuk menaruh tubuh Joshua di pinggir pantai yang cukup jauh dari markas mereka, tapi diam-diam ia menulis “Joshua” di tangan Joshua agar siapapun yang menemukan Joshua dapat mengetahui namanya. Dan ia berharap kalau Joshua bertemu dengan orang baik.