Mingyu dan Wonwoo

Mingyu tersenyum saat melihat notifikasi di handphonenya, Mingyu, gue udah sampe.

Mingyu memasuki cafe yang terletak di jakarta timur dengan membawa satu tas belanja bertulis H&M yang dia ambil dari kos Chaeyeon.

“Hai Won.” Sapa Mingyu dengan menarik kursi di depan lelaki berkaca mata.

“Eh gyu.” Lelaki berkacamata dan bertubuh mungil tersenyum melihat Mingyu.

“Kamu udah pesen?”

Kamu.

Kamu.

Kayaknya emang udah jadi suatu kebiasaan buat mereka berdua memakai kata “aku-kamu” daripada “lo-gue” kalo sedang bertemu tatap muka seperti ini.

“Udah kok, tadi aku pesenin punya kamu juga gyu. Kayak biasa kan?”

Mingyu menganggukan kepalanya, “Masih hafal aja?”

Wonwoo memutar bola matanya, “kita pacaran 5 tahun gyu, dari kita duduk di bangku SMP.”

“Iya.”

Mingyu tersenyum, senang sekali mengetahui kalau Wonwoo masih ingat kebiasaan kecil dan hal yang disukainya. Ternyata bukan hanya Mingyu yang masih ingat kebiasaan kecil Wonwoo.

“Aku bawa ini.” Mingyu menyerahkan tas belanja yang daritadi ia bawa.

“Tiba-tiba banget kasih baju? Atau celana?”

“Luarnya doang won, isinya snack sama minuman favorite kamu.”

Wonwoo tertawa, “Masih inget juga ya kamu.”

“Iya laah, mana pernah aku lupa.”

Wonwoo mengeluarkan satu totebag dan memberikannya ke Mingyu, “oleh-oleh dari jogja.”

Mingyu mengerutkan keningnya, “Kan aku dari jogja juga won?”

“Buat temen-temen kamu, salam ya buat mereka.”

“Nanti aku salamin, makasih ya Wonwoo.”

“Sama-sama.”

Hening. Wonwoo memang selalu seperti ini, jarang memulai pembicaraan dan biasanya Mingyu lah yang akan memulai pembicaraan tapi rasanya sekarang dia ingin diam saja dan memperhatikan wajah Wonwoo yang sudah lama ia tidak lihat.

“Minggu depan kamu jadi ke puncak gyu?”

“Iya, sama temen-temen aku. Kamu mau ikut?”

“Mana bisa, aku kan kuliah juga gyu.”

“Sayang banget ya kamu kesininya minggu ini, coba aja minggu depan aku bawa kamu ke puncak won.”

“Nanti kalau liburan kamu ajak aku ke puncak, ya?”

“Jangankan puncak won, ke ujung dunia juga aku ajak kalo kamu mau.”

Wonwoo tertawa, “apaansih lebay.”

“Serius kali.”

“Iya, gyu. Nanti ajak aku keliling dunia ya.”

“Siap, baginda.”

Wonwoo selalu suka Mingyu yang mau mengabulkan permintaannya, selalu seperti ini sejak dulu. Wonwoo ingat waktu itu malam-malam sekali dia ingin keliling Jogja dan ada Mingyu yang siap sedia mengantarkannya keliling Jogja. Wonwoo yakin siapapun yang menjadi pasangan Mingyu nantinya adalah orang yang beruntung.