POV Seokmin.
Sekarang pukul 9 kurang 5 menit dan gue sudah mandi, ini adalah momen langka buat diri gue sendiri. Bangun jam 8 dan langsung mandi? Sebuah peningkatan dalam hidup seorang Lee Seokmin. Alasan kenapa gue sudah bangun sepagi ini bukan karena gue mendadak rajin dan ingin mengerjakan skripsi gue (yang sudah lama tidak gue sentuh) tapi karena gue tidak bisa tidur semalaman dan semua akibat pesan yang dikirim oleh mantan dosen gue.
Oh iya, sekarang gue sedang menginap di Kos Younjung. Semalam setelah makan malam bersama, gue memutuskan untuk menginap di Kos Younjung karena entah kenapa gue terlalu nervous dan tidak mau sendirian.
“Sarapan dulu gak?” Tanya si pemilik kamar
Gue berguling-guling diatas kasur Younjung, “Duh mules gue, Yoooo.”
“Sumpah lo tuh cuma diajak makan siang bukan diajak kawin.” Balas Younjung sambil menarik tangan gue untuk turun dari kasurnya.
“Ihhh mules banget, kalo dia pamit gimana Yo?”
Younjung memutar kedua bola matanya, “Yaudah cari laki lain, ribet amat. Makan dulu buruan ih jam 9 gue ada rapat. Jangan berisik, WFH nih gue!”
Setelah perdebatan cukup panjang akhirnya gue duduk manis di lantai dan menyantap sarapan yang sudah dibuat oleh Younjung.
“Masih jam 10, gak usah cek jam mulu kali.”
Gue menghembuskan nafas dan menidurkan badan gue diatas kasur, “Beneran mau gila gue degdegannya.”
“Lebayy, lagian kata gue sih bawa good news.”
“Aamiin.”
Jam menunjukkan pukul 11:15, dan notifikasi dari handphone gue membuat Younjung buru-buru menghampiri gue.
“Kirim alamat gue, share location aja.”
“Dia nanyain gue pindah kosan lagi apa gimana?”
“Bilang lah di kos gue.”
“Iyasih.”
“Yaudah gih sana rapihin bajunya tuh ih, pake parfum buruu!”
“Iya iya sabaar.”
Setelah berpamitan dengan Younjung (padahal malam ini gue akan menginap lagi), akhirnya gue menaiki mobil milik Kak Jisoo.
“Younjung gak kerja?”
“WFH dia.”
“Oooh.”
“Kita mau makan dimana kak?”
“Inget gak restoran yang dulu kita datengin pas gue mau pergi ke Singapore?”
Oh restoran itu.
“Inget lah, kesana?”
Jisoo menganggukan kepalanya, “Iya, lo suka kesana kan?”
“Dulu gue kesana sama lo doang kali.”
“Loh gak pernah kesana lagi?”
Enggak, gak mau. Gue gak suka restoran itu karena restoran itu tempat gue dapet kabar buruk kalau lo harus pergi ke Singapore.
“Enggak, jauh dari kosan.”
“Oh iyasih, gapapa kan ya gue ajak kesana?”
“Yaaaa gak masalah kok.”
“Okay.”
Setelah sampai di restoran dan memesan makan, baik gue maupun Kak Jisoo tidak mengobrol, gue lebih memilih dia memulai percakapan duluan.
“Seok, lo tau kan gue ada kerjaan disana?”
Shit.
“Iya tau kok, kenapa kak?”
“Gue resign.”
ANJING. ANJING. Ini gue gak salah denger kan?
“Hah? Resign?”
“Iya, gue resign.”
“Loh kenapa?”
“Gue dapet opportunity yang lebih baik disini.”
Gue diam. Gue bingung mau jawab apa. Jantung gue rasanya mau meledak.
“Serius? Kok gitu?”
Gue berusaha menyembunyikan senyuman gue.
“Kalau mau senyum ya senyum aja, Cil. Gak ada yang larang.”
UYOOOO MALU BANGETTT.
“Apasih, geer banget lo kak.”
Lelaki didepan gue tersenyum, “gue juga seneng gak ninggalin lo lagi kok, cil.”
Dan senyum gue pun tidak tertahan lagi. Gue tersenyum lebar.
“Gue gatau mau ngomong apa kak, asli gue seneng banget tapi gimana ya kak. Aduh bingung bangeeett.”
Dia tertawa mendengar ucapan gue, “Iya sama-sama, Cil.”
“Lulus semester ini, bisa kan?” Lanjutnya.
“IH KOK TIBA-TIBA NYURUH LULUSSSS”
“Impian lo S2 ke Australia belum berubah kan?”
Gue menggelengkan kepala, “belum laaaah.”
“Nah ayo tahun depan ke Australia.”
“Hah siapa? Gue? Sama lo?”
“Iya, sama gue.”
Gue bingung banget. Kenapa harus berdua?
“Kenapa sama lo?”
“Lo gak mau?”
“Enggak gitu, gue mau banget lah.”
“Nah gue temenin disana.”
INI ANEH BANGET. Gue mimpi?
“Emang lo gak mau kaya Kak Han dan Bang Cheol kak?”
Pertanyaan ini akhirnya keluar dari mulut gue.
“Mereka kenapa?”
“Nikah?”
Ya maksudnya, apa dia tidak merasa sedikit iri melihat sahabat dekatnya sudah menikah? Atau tidak ada sedikit keinginan setelah melihat sahabat baiknya menikah?
“Yaa gue sih udah siap nikah, pertanyaannya kan bukan di gue.”
“Kalo bukan di lo, terus dimana kak?”
“Di lo. Emang lo siap gue ajak nikah sekarang?”