Jeonghan's pov
Seokmin itu menyenangkan. Seokmin tau cara menempatkan diri. Seokmin yang mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri. Seokmin yang senyumnya secerah matahari. Seokmin yang selalu ada untuk teman-temannya. Sekarang beritahu gue bagaimana caranya untuk enggak jatuh cinta sama dia?
Gue masih inget waktu pertama kali ketemu sama Seokmin, waktu itu jam 3 sore di halte kampus gue liat dia duduk diatas motor vespanya dengan menggunakan celana abu-abu dengan kaos hitam polos dibalut hoodie berwarna hitam. Gue diam-diam memperhatikan Seokmin yang sibuk mengutak-atik handphonenya sesekali dia ngelirik sekelilingnya dan kayaknya dia nyadar gue ngeliatin dia jadi dia senyum ke gue. Manis, manis banget. Dan gue buru-buru ngalihin pandangannya, gue malu banget. Tiba-tiba dia turun dari motornya dan duduk di samping gue.
“Misi kak?”
Suaranya lembut banget.
“Eh? Kenapa?”
“Gue kayaknya pernah liat lo deh?”
Gue bingung banget, soalnya gue gak kenal dia siapa dan sejak kapan gue kenal anak SMA di kota ini? Gue aja ngerantau.
“Salah orang kali?”
“Lo temennya Jisoo bukan? Anak fisip.”
“Hong Jisoo?”
Seokmin menganggukan kepalanya, “iya, lo Jeonghan, Junhui atau Jihoon?”
“Jeonghan.”
“Nah kan bener, gue temennya Jisoo. Lo liat Jisoo gak? Dia gak ada kabar nih.”
“Lah? Dia gak bilang sama lo? Tadi dia balik sama kakak tingkat.”
Cowok didepan gue ini gak terlihat kaget kayak hal ini udah sering terjadi dan dia cuma ngangguk-ngangguk aja.
“Cowok barunya Jisoo ya?”
“Gatau deh, lo tanya aja nanti sama orangnya.”
Seokmin gak ngejawab ucapan gue barusan, dia sibuk mengetikkan sesuatu di handphonenya dan sesaat setelah dia mendapat balasan dia langsung berdiri dari duduknya, “Lo ngekos dimana kak? Gue anter aja.”
“Hah? Gak usah gak usah, gue mau pesen gojek kok.”
“Buset, jam pulang kantor ini mahal ongkosnya. Sama gue aja, aman kok kan temennya Jisoo.”
Gue pura-pura mikir, ya biar gak keliatan gampang aja sih dan gue akhirnya mengiyakan ajakannya. Setelah gue mengiyakan ajakannya dia langsung ngeluarin helm dari jok motornya.
Dan dari situlah gue sering secara gak sengaja ketemu sama Seokmin, sesimpel karena Jisoo selalu lupa kalau dia ada janji sama si anak SMA ini. Dan tiap kali Jisoo lupa dengan janjinya, ada gue di halte yang entah kenapa secara natural langsung naik keatas vespa tersebut. Jisoo gak tau kalau gue diam-diam berdoa kalau dia lupa terus sama janjinya ke Seokmin, terdengar jahat sih tapi gue hopeless banget waktu itu. Beberapa bulan setelah gue kenal sama Seokmin, gue baru sadar gue enggak pernah minta nomer handphone dia dan dia juga. Interaksi gue dan dia sebatas dia mengantar gue pulang ke apartment, sampai akhirnya gue memberanikan diri meminta nomornya. Tapi gue tetap tidak mempunyai keberanian untuk memulai percakapan.
Beberapa kali gue diantar Seokmin pulang, gue dibuat penasaran sama orang yang selalu dikiriminya pesan tiap kali dia mau mengantarkan gue, jadi diam-diam gue stalk akun instagram Jisoo dan mencari akun milik Seokmin. Emang seharusnya gue gak tau, karena tepat saat gue membuka laman instagram milik Seokmin, yang gue temui adalah foto-fotonya dan Wonwoo–pacarnya.
Gue inget banget waktu itu bulan april dan dia jemput Jisoo di halte, sayangnya kali ini Jisoo gak lupa sama janjinya dan Jisoo gak tau kalau gue sama Seokmin saling kenal. Gue kira Seokmin akan bertingkah seperti orang asing tapi nyatanya dia turun dari motornya dan menghampiri gue sambil bilang, “Kak, beberapa bulan kedepan kayaknya kita gak bakal ketemu deh. Gue mau ujian masuk kuliah, doain ya kak siapa tau kita bisa ketemu disini lagi bulan agustus. Jangan lupa chat gue, gue kan nungguin.” Dia gak tau alasan gue gak pernah ngechat dia adalah gue takut makin suka sama dia sedangkan dia udah punya pacar. Jadi gue hanya menganggukan kepala sambil mengatakan kalau gue support dan mendoakan dia dari sini dan dia pergi setelah mengelus kepala gue. Gue bisa liat Jisoo bingung dengan interaksi didepannya, biarin aja itu urusan Seokmin untuk menjelaskannya.
Sekarang gue sedang rapat, jam sudah menunjukkan pukul 17.05 dan seharusnya Seokmin sampai disini 5 menit lalu. Gue terus-terusan memandang kearah handphone, untungnya sedang break rapat sehingga gue gak akan kena omel karena memandangi handphone dan tidak mendengarkan rapat.
Ting
Pesan masuk dari Seokmin.
“Kak, gue udah sampe. Lagi break ya? Gue ketemu Bang Jinhyuk nih.”
Gue buru-buru membereskan barang dan memasukan kedalam tas sambil membalas chat dari Seokmin.
“Masuk aja, gue izin dulu sama ketuanya.”
Gue berjalan menghampiri Seungcheol yang sedang memejamkan matanya, “Cheol? Gue balik ya, gue udah izin kan semalem?”
“Hah? Sekarang? Lo mau kemana deh? Tumben amat ninggalin rapat gini?”
Gue menganggukan kepala dan melirik Seokmin yang sedang berjalan kearah gue dan Seungcheol yang melihat itu juga langsung melirik ke arah Seokmin.
“Temennya Jeonghan?” Tanya Seungcheol ke Seokmin.
“Iya bang, gue izin pinjem kak han ya.”
Gue memutar bola mata, “emangnya gue barang?”
Seokmin tertawa mendengar ucapan gue, “kalau barang bisa dimilikin dong?” Gue yang mendengar balasan Seokmin langsung memukul badannya pelan.
“Siapa han?”
“Oh iya, kenalin Cheol ini Seokmin. Seok, kenalin ini Seungcheol.”
“Tau kali, dia kan kemaren ada pas ospek.”
“Kak, ini cowok yang lo ceritain ya?” bisik Seokmin ditelinga gue
Gue hanya menganggukan kepala tanpa menjawab pertanyaan barusan.
“Halo bang, gue Seokmin angkatan bawah. Pacarnya Jeonghan.”
Seungcheol membulatkan matanya, kaget dan gue juga kaget mendengar jawaban Seokmin.
“Buset biasa aja matanya, bercanda kali. Gue temennya Jeonghan kok belum jadi pacarnya.”
Seungcheol ngelirik Seokmin dari atas sampe bawah, mencoba mengintimidasi tapi Seokmin ga ngerasa terintimidasi.
“Oke, mau lo bawa Jeonghan kemana?”
“JJS. Jalan jalan sore, sekalian menikmati macet kota Depok.”
“Nyari barang ospek, cheol. Gue duluan ya.” Gue buru-buru menarik tangan Seokmin dan menariknya keluar.
“BANG CHEOL, GUE DENGER BANYAK TENTANG LO DARI JEONGHAN.”
Iya Seokmin teriak kaya gitu di ruangan yang ramai. Malu-maluin.
Sekarang gue duduk manis di mobil milik Seokmin, katanya motor dia dipake adeknya buat ngejemput cewek jadi dia bawa mobil. Beneran kok gue sama dia cari barang buat ospek mapala, gue juga gak ngerti kenapa dia ambil mapala padahal dia alergi dingin dan gunung kan dingin?
“Lo kenapa ambil mapala deh?”
“Nyari suasana baru, gue kan belum tentu keterima hima jadi yaudah ikut mapala aja.”
“Lo kan alergi dingin?”
“Kan bisa bawa jaket, sayang.”
“Lo panggil sayang gini ke berapa orang Seok?”
“Hari ini lo doang.”
“Kemaren?”
“Banyak.”
“SIALAAAANN.”
Seokmin tertawa mendengar umpatan gue, “eh kak pasang lagu dari playlist gue deh, kayaknya lo bakal suka.”
“Ini gue buka handphonenya gapapa?”
“Gapapa, jangan cemburu liat notification ya.”
“Yee males.” Gue membuka aplikasi Spotify dan memasang playlist yang dimaksud Seokmin. Sialnya lagu pertama yang terputar adalah Cant get over you yang dinyanyikan Joji, lagu ini yang dulu gue pasang setelah gue tau kalau Seokmin punya pacar. Lagu yang menemani masa galau gue.
“Lo apal lagunya ya?”
“Iya, gue dulu suka denger ini.”
“Suka sama siapa lo kak sampe cant get over you gitu cielah.”
Gue hanya mengangkat bahu, “ada deh, udah lama juga.”
“Bang Seungcheol ya?”
“Mana ada. Kepo deh, gue turun nih ya kalo lo nanya nanya lagi.” Ancam gue ya walaupun gak mungkin gue turun juga sih.
“Iye iye, galak amat.”