Seokmin lupa udah berapa lama dia gak ngerasain deg-degan segini parahnya, terakhir deg-degan kayaknya waktu dia nikah sama Jisoo deh.

Sekarang Seokmin lagi dimeja makan keluarga Chwe, Seokmin ngerasain kok dari pertama kali dia masuk ke rumah ini semua mata tertuju ke arahnya.

“Jadi, kamu suaminya Joshua? Ah maaf, maksudnya Jisoo?” Mrs.Chwe menatap Seokmin dengan tatapan yang sumpah demi Tuhan Seokmin gak ngerti artinya.

“Iya, Bu.”

“Saya turut senang akhirnya Joshua bisa ketemu sama keluarganya, suami saya sudah berusaha semampunya tapi tidak berbuah hasil.”

Jisoo menganggukan kepalanya, “Belum waktunya kali bun.”

“Seokmin, kamu tau kan kalau Joshua sudah tunangan?”

Seokmin menganggukan kepalanya, “Sudah bu.”

“Saya minta maaf, tidak terpikirkan oleh saya kalau Joshua bisa saja sudah menikah.”

“Bukan salah anda kok, jadi saya tidak masalah”

Mrs.Chwe tersenyum manis, “Seokmin, biar saya yang urus pembatalan pernikahan Joshua dan Johnny. Saya tidak masalah kalau disuruh ganti rugi berapapun jumlah uangnya.”

“Biar aku yang bayar ya bun kalau disuruh ganti rugi.” Jisoo mengelus tangan Mrs.Chwe dengan lembut

“No, its my fault okay?”

“No, mom. Ini salahku juga. Biar aku yang bicara masalah ini ke Johnny.”

Vernon yang sedaritadi diam memperhatikan suasana akhirnya angkat bicara, “Bun, yang jadi CEO siapa?”

“Bunda. Bunda jadi CEO sampai kamu lulus kuliah.”

“Vern, tandanya kamu harus lulus tepat waktu.” Jisoo tertawa melihat ekspresi Vernon saat ia mendengar kata lulus.

“Baik, Josh.”

Mrs.Chwe mengalihkan pandangannya dan menatap Seokmin, “apa Joshua punya anak?”

Seokmin mengangguk, “Iya, namanya Sunoo.”

“Ajak dia kesini ya, saya mau ketemu cucu saya.”

“Dengan senang hati.”