Disinilah seokmin sekarang setelah perdebatannya dengan jisoo yang lagi-lagi berakhir seperti sebelumnya setelah ia berkata bahwa ia tidak pernah mendahulukan soonyoung daripada jisoo sekarang ia malah berbaring diatas kasur soonyoung dengan si pemilik kamar memeluknya dari belakang. Bukan salah soonyoung dia berada disini sekarang bukan di kamar jisoo, karena ia sudah berjanji terlebih dahulu kepada soonyoung bahwa ia akan menginap di kosnya malam ini.
Alasan mengapa seokmin lebih senang menghabiskan waktu bersama soonyoung dibandingkan dengan mingyu, minghao maupun temannya yang lain adalah karena ia dan soonyoung memiliki banyak kesamaan dan perbedaan yang mereka milikipun saling melengkapi. Mereka sama-sama dari Bandung dan bertemu secara tidak sengaja di kota Depok saat keduanya merantau ke kota orang untuk mencari ilmu, selain itu mereka berdua menyukai genre musik yang sama bahkan keduanya menyukai THE 1975, mereka juga menyukai sate padang–Jisoo tidak menyukai makanan ini karena menurutnya bukan seleranya jadi seokmin dan soonyoung seringkali pergi berdua mencari sate padang terenak di daerah Jakarta dan Depok, dan yang paling seokmin suka dari soonyoung adalah soonyoung tidak masalah jika seokmin ingin menjadi little spoon dan itu sangat menyenangkan.
“soonyoung” ucap seokmin setelah membalikkan badannya dan sekarang ia berhadapan dengan lelaki berpipi gembul
“hmm” balas soonyoung tanpa membuka matanya
“yang”
“apa?”
Seokmin menyentuh pipi soonyoung lalu mencubitnya “aing lagi sebel deh”
Soonyoung membuka matanya setelah mendengar jawaban lelaki didepannya “kenapa? siapa yang bikin ayang aku kesel?”
“tadi aku berantem yang”
“lagi?”
“aih kamu mah ngomongnya kaya aku cari ribut mulu”
“ya maaf, berantem sama siapa emang?”
“temen aku yang waktu itu aku ceritain”
“yang anak kampus kita? yang kamu bilang dia malu temenan sama kamu?” tanya soonyoung dengan mengelus rambut seokmin
“iya, alasan dia tau gak yang apa?”
“apaan tuh? kamu malu-maluin dia ya soalnya dia anak hits kamu budak proker”
“kurang ajar lu bukan lah” ujar seokmin sambil mencubit pipi soonyoung “katanya dia takut fansnya nyerang aku” lanjutnya
Soonyoung membelalakan matanya, “DEMI APA YANG? BOONG LU”
“serius yang, aku juga kaget dengernya”
Soonyoung menatap mata lelaki didepannya mencoba mencari kebohongan tetapi ia tidak menemukannya lalu ia tertawa dengan keras “temen lu artis korea apa gimana yang?”
Seokmin menutup mulut soonyoung yang sedang tertawa—menertawakannya, “jangan berisik udah malem, aneh kan ya yang? apa baju aku kalo ke kampus malu maluin gitu apa gimana aku gak paham”
“lah itu bukan salah kamu kali, kan dia yang bilang bukan karena kamu malu maluin, dia yang nyesel nanti karena ga bisa gandeng gandeng tangan kamu di kampus”
“iya ya yang?”
“iya lah, udah gak usah dipikirin”
“kamu gimana yang?” tanya seokmin
“apanya?”
“gebetan kamu gimana?”
“gebetan aku yang mana?” jawab soonyoung
“yeee beneran inimah”
“lah aku juga beneran”
“gak ada gebetan ya yang?”
“belum ada seok, tau sendiri kan gimana”
Seokmin hanya diam tidak menjawab lagi ucapan soonyoung barusan, karena ia sudah tahu alasan mengapa soonyoung malas membahas masalah percintaan.
“sama aku aja yuk yang pacarannya”
“ogah nanti kita ngedatenya di sate padang doang, aing juga bisa beli sendiri”
“tailaaah”
Soonyoung hanya tertawa mendengar ucapan seokmin sebelum keduanya tidak lagi membuka mulut untuk melanjutkan obrolan dengan seokmin memeluk soonyoung dan mengelus jari tangan soonyoung dengan lembut.
Seandainya soonyoung sudah mau membuka hati untuk seokmin mungkin, mungkin saja mereka sekarang dapat menyalurkan afeksi lebih dari sekedar pelukan.