Jisoo melangkah masuk ke dalam rumahnya dan menemukan Seokmin yang sedang berbaring diatas sofa di ruang tengah rumahnya. Sepertinya si anak lelaki ini terlalu fokus menonton kartun sehingga tidak menyadari bahwa Jisoo sedaritadi berdiri dibelakangnya.
“Salam tuh dijawab”
Ucapan Jisoo barusan membuat Seokmin lompat dari sofa, “Demi Allah kaget banget. Kapan dah pulangnya?”
“Makanya kalau nonton tv tuh kecilin suaranya”
“Iya iya sorry, seru ini nih kartun kelinci”
“Makan dulu yuk” ajak Jisoo sambil melangkahkan kakinya kearah meja makan
“Soo, makan di depan tv gak boleh? Tanggung nih dikit lagi selesai” ujar Seokmin sambil mengekori Jisoo
“Ya Allah, Seokmin lo udah kuliah semester berapa? Masih aja nontonin gituan”
“Yaelah kartun mah ga ada batasan umur emangnya nonton bokep”
“Seokmin mulutnya!”
“Ya lagian lo aneh aneh aja sih”
“Yaudah jadi gak nonton depan tv?” tanya Jisoo sambil menaruh bubur punya Seokmin kedalam mangkuk
“Yess, jadi dongg.”
Keduanya melangkahkan kaki menuju ruang tengah sambil membawa sarapan masing-masing
“Mau minum apa soo?”
“Ada susu di laci atas, yang toples putih rasa vanila yang toples bening coklat”
“Iya, lo mau apa?”
“Coklat deh, lo mau bikinin?”
“Yoi, udah lo duduk aja disini”
Melihat Seokmin dengan mudahnya berkeliaran di rumahnya bahkan membuatkan Jisoo susu dipagi hari terasa domestik dan menyenangkan.
“Nih susu coklat panas buat kak Jisoo”
“Lo kalo lagi sakit emang semanja itu ya seok?”
“Emang gue ngapain aja?”
“You called yourself Omin”
“Kebiasaan hehe, gue tuh kalo lagi sakit emang gitu. Bukannya lo pernah rawat gue sakit juga ya waktu semester 1?”
“Iya, itu kan cuma 2 jam. Ini semaleman lo clingy abis, gue sampe kaget”
“Hahaha sorry sorry, kebiasaan gue daridulu”
“Waktu lo sakit semester 3 awal yang rawat siapa?”
Seokmin diam sepertinya berusaha untuk mengingat-ingat kejadian lalu, “hah?”
“Iya yang lo sampe seminggu gak ngampus”
“Ooh itu, Soon” jawab Seokmin dengan tersenyum getir
“Eh sorry seok gatau”
“Lah kenapa minta maaf? Santai aja kali”
Jisoo tidak menjawab ucapan Seokmin barusan dan memilih untuk fokus menghabiskan sarapannya sementara lelaki disampingnya makan dengan sangat lambat karena perhatiannya terbagi menjadi 2, satu ke mangkok buburnya dan satu lagi ke kartun didepannya
“Kangen deh seok”
“Sama siapa”
“Sama kita yang dulu”
Seokmin menoleh mendengar jawaban Jisoo dan dapat Jisoo lihat ada raut bingung di wajahnya.
“Apa bedanya kita yang dulu sama yang sekarang?”
“Beda, semejak masuk semester 2 gue ngerasain perubahannya”
“Kayak gimana tuh?”
“Inget gaksih dulu lo selalu mampir kesini tiap pulang kampus? Tiap minggu pagi juga lo selalu semangat ngajak jogging bareng dan sorenya kita nonton disini sampe tengah malem”
“Iyaya? Udah lama banget kita gak kaya gitu? Semenjak kapan ya itu?
Seokmin tahu ia tidak lagi memprioritaskan Jisoo semenjak ia menyukai Soonyoung.
“Semenjak lo suka sama Soonyoung?”
Bingo.
“Jangan benci sama Soon ya kak, ini salah gue”
“Lah kenapa juga gue harus benci sama Soonyoung?”
“Karena gue berubah?”
“No worries, berubah itu gak semuanya ke arah yang buruk. Yang gue liat semenjak lo suka sama Soonyoung emang lo berubah, tapi ke arah yang lebih baik”
“Iya?”
“Iya, sekarang coba deh gue tanya ke lo. Lo ngerasa gak kalo lo berubah dan berubah disini dalam konotasi yang baik?”
“Gatau?”
“Mungkin lo gatau, tapi gue ngerasain kok”
“Apa gue yang ngerubah Soon jadi buruk?”
“Kata siapa? Lo itu orang baik, Seokmin. Gak mungkin lo ngerubah Soonyoung jadi sesuatu yang gak baik. Gue rasa kalian berdua saling support untuk berubah ke sesuatu yang baik”
Seokmin terdiam, ia kembali teringat momennya bersama Soonyoung. Benar kata Jisoo, Soonyoung membantu Seokmin berubah dalam hal positif dan semoga ia juga membantu Soonyoung dalam hal itu.
“Kangen ya seok? Cerita sama gue aja”
“Cerita apa ya? Bingung juga. Masa lo harus denger sedih-sedihnya nanti lo liat gue nangis lagi”
“Sedih ya seok?”
“Banget, gue rasanya mau gila. Waktu ngeliat Soon untuk pertama kalinya gue pikir Tuhan ngasih dia ke gue untuk selamanya, taunya enggak.”
“Not everything is supposed to be beautiful and long-lasting. Sometimes people come into your life to show you what is right and what is wrong”
“Jadi semesta mempertemukan gue dan Soonyoung cuma buat ngajarin sesuatu? Ngajarin kalo sayang sama orang selain umatnya itu gak boleh? Apa gimana? Gue mikirin ini 3 harian dan gak nemu jawabannya, Soo.”
Jisoo menggelengkan kepalanya
“Tuhan ngajarin lo bahwa gak semua yang ada di dunia ini bisa lo paksain. Sesuatu yang dipaksain itu gak bakal baik hasilnya”
Hening. Seokmin enggan untuk menjawab, pikirannya berkecamuk.
“Mungkin lo lagi sedih sekarang, tapi percaya deh sama gue kesedihan lo bakal diganti sama 10 kali lipat kebahagiaan dimasa yang akan datang”
“Cenayang?”
“Anjing ya lo, gue lagi serius ini”
“Iya iya, thanks ya Jisoo”
“Seok?”
“Hmm?”
“Kalau gue yang bahagiain lo, gimana?”